HERMAN PRATIKTO lahir di Blora, Jawa Tengah, 18 Agustus 1929 dan meninggal 13 Februari 1987. Semasa hidup, banyak sekali karangan yang telah dihasilkannya. Selain karya sastra klasik Timur, yang diceritakan kembali, seperti Hamba Sebut Paduka Ramadewa (Ramayana) dan Mahabharata, masih ada lagi sejumlah buku yang ditulisnya. Buku Bende Mataram yang merupakan karya best seller-nya di paruh waktu tahun 1960-an, pernah dibuat sinetron, drama radio, ketoprak, cerita bersambung bahkan komik.
Buku lainnya yaitu Mencari Bende Mataram; Patih Lawa Ijo; Bunga Ceplok Ungu Dari Banten; Pedang Sakti Tunggul Wulung; Melawat Ke Barat; Jalan Simpang Di Atas Bukit; Gledek di Loano; Bulan Jatuh Di Lereng Gunung; Bayar Nyawa Ayahku; dan Pedang Sakti Tongkat Mustika. Disamping karya-karya yang latar belakang penceritaannya sarat dengan napas budaya dan silat jawa, ia juga membuat karya tulis berdasarkan kisah sejarah, antara lain Dari Westerling Sampai Kartosuwiryo dan Nikolas II. Masih ada beberapa lagi karyanya yang lain, seperti Bunga Bangsa; Kusuma Ria dan lain-lain berbentuk cerpen, yang tidak terdokumentasi.
Herman yang ketika muda juga senang berteater dan siaran drama di radio, juga seorang penulis skenario film. Yakni flm Si Midah Bergigi Mas; Rela; Semalam di Solo; Warok Suramenggala; dan Desa yang Dilupakan. Selama hidupnya disamping menulis, juga hobi melukis dan mencipta lagu. Seniman tulen yang komplet ini juga mendalami seni pedalangan (wayang kulit). Beberapa kali mendalang wayang purwa di berbagai tempat dan kalangan. Ia pun seorang budayawan dan Javanolog. Pengasuh siaran berbahasa Jawa di beberapa radio mengenai kebudayaaan Jawa serta seputar masalah seni pewayangan. Ia hidup dan menghidupi keluarganya hanya dari hasil menulis dan berkesenian. Ia betul-betul seorang seniman murni.
Menulis sejak masa mudanya dengan nama samaran Sedah Mirah, Herman pernah pula bekerja di bidang jurnalistik (wartawan). Ia salah seorang pendiri Majalah Mingguan Minggu Pagi (sekarang menjadi koran) di Yogyakarta, dan pernah bekerja di Harian Nasional, di kota yang sama, sebagai Pimpinan Redaksi Kebudayaan & Seni. Sekitar tahun 1957, pernah pula bekerja di Jawa Pos ketika tinggal di Surabaya.
Ia seorang otodidak, tidak pernah mengenyam pendidikan formal di bidang seni, sastra dan budaya, akan tetapi banyak membaca buku tentang filsafat, sejarah, seni, sastra budaya, dan lain-lain. Pernah kuliah di Fakultas Hukum & Pengetahuan Masyarakat, di Yogyakarta, namun tak selesai.
Sumber: http://buku.kompas.com/Penulis/Herman-Pratikto.aspx